Rakyat Indonesia Berutang Banyak pada Guru....
JAKARTA, KOMPAS.com - Guru adalah sebuah pekerjaan yang menuntut
profesionalisme. Guru adalah sumber inspirasi yang memacu perkembangan muridnya
menjadi orang mandiri. Guru pula
sosok yang berada di garis paling untuk membentuk Generasi Emas Indonesia. Pada
intinya, seluruh masyarakat Indonesia berutang banyak pada guru.
Demikian diungkapkan Board of Trustee
Tanoto Foundation, Anderson Tanoto, terkait digelarnya kegiatan Gerakan Guru
Indonesia Kreatif memeriahkan Hari Guru Nasional di Kabupaten Pelalawan,
Provinsi Riau. Dilaksanakan pada 25 November 2013 lalu, Tanoto Foundation
menggelar acara tersebut dengan beragam kegiatan meliputi lomba mewarnai, lomba
cerita rakyat, lomba peta buta, lomba stan terbaik, serta lomba pentas seni dan
kreativitas guru dan siswa.
"Guru di Indonesia sangat penting di komponen negeri ini. Tidak hanya 3–5 tahun, tetapi juga seluruh masa depan di Indonesia tergantung pada kualitas guru," kata Anderson kepadaKompas.com, Senin (2/12/2013).
Anderson menuturkan tentang
pentingnya peran guru. Ia percaya, bahwa pendidikan adalah kunci menuju
penanggulangan kemiskinan antargenerasi. Untuk itulah, pihaknya menggelar
kegiatan ini sebagai salah satu bentuk kontribusi meningkatkan kualitas guru.
Sebagai hasil kerja sama antara
Tanoto Foundation dan Asian Agri dan Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP), puncak
acara Gerakan Guru Indonesia Kreatif ini adalah pemecahan rekor Museum
Rekor-Dunia Indonesia (Muri) untuk pembuatan alat peraga pembelajaran
terbanyak, yaitu sekitar 9.778 alat peraga terbuat dari sedotan oleh 1.569 guru
dalam waktu 30 menit. Pemecahan rekor ini telah dilaksanakan Minggu (24/11/2013)
lalu, dihadiri oleh Head of Tanoto Foundation Sihol Aritonang, Sekretaris Unit
Implementasi Kurikulum Pusat Kemendikbud Efriyanto, dan Kapolda Riau Brigjen
Condro Kirono.
Head of Tanoto Foundation Sihol
Aritonang mengatakan, Tanoto Foundation telah menyelenggarakan program Pelita
Pendidikan di tiga provinsi di Sumatera, yaitu di Riau, Jambi, dan Sumatera
Utara sejak 2010. Program Pelita Pendidikan ini berupa program peningkatan
kualitas pendidikan pada sekolah dasar di wilayah pedesaan. Di antaranya adalah
program Pelita Sekolah Asri (Aman, Sehat, dan Ramah Lingkungan), Pelita Pustaka
Lestari, Pelita Guru Mandiri, Pelita Sekolah Unggulan, 3E (Education,
Enhancement, dan Empowerment), dan Forum Pelita. Realisasinya antara lain
pembinaan 210 sekolah dasar, renovasi 94 ruang kelas, pembangunan 110 toilet di
SD, dan melatih 2.500 guru SD.
Kepala Pengelola Perpustakaan SD
Sering Barat, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau, Nur Hamimah, mengatakan SD
Sering Barat merupakan salah satu sekolah dasar yang mendapatkan pelatihan
pengelolaan yang ditujukan untuk para guru. Para guru diminta lebih kreatif
dalam mendorong minat baca siswa agar mau membaca buku-buku di perpustakaan.
"Kami sangat berterima kasih.
Berkat pelatihan kepustakaan dari Tanoto Foundation, perpustakaan kami menjadi
lebih ramai. Banyak anak-anak yang membaca di perpustakaan dan mereka menjadi
lebih termotivasi untuk membaca di perpustakaan karena kami berusaha menarik
minat mereka dengan kegiatan kreatif setelah mendapatkan pelatihan," ungkap
Nur.
Selain itu, Tanoto Foundation
memberikan bantuan berupa pengadaan buku-buku perpustakaan yang diputar atau
ditukarkan ke sejumlah sekolah setiap tiga bulan sekali.
"Pemerintah daerah memang telah
mengalokasikan dana cukup besar untuk pengembangan pendidikan. Tapi,
pengembangan pendidikan dan peningkatan kualitas guru ini semestinya memadukan
visi antara pemerintah dan swasta agar berjalan lebih baik," timpal Bupati
Pelalawan HM Harris.
Editor
: Latief
0 komentar:
Posting Komentar