Dit ben ik The Model of viral disease University of Hamburg German, One Of my dreams Is this nice picture? The picture of Eritrosit

Minggu, 08 Desember 2013

Nih Galeri foto gue sob...!



Sabtu, 07 Desember 2013

KONI DKI tatap PON XIX 2016


 KONI DKI tatap PON XIX 2016








 


Herman Syah                                                          Jum'at,  6 Desember 2013  −  16:55 WIB











Sindonews.com - KONI DKI sudah melakukan ancang-ancang untuk menatap PON XIX di Jawa Barat. Para steakholder olahraga ibukota ini melakukan rapat anggota dengan seluruh cabang olahraga dan badan fungsionaris yang bernaung di bawah payung KONI Provinsi DKI Jakarta untuk mengetahui program kerja setiap cabor dalam mempersiapkan atletnya.
          Ketua Umum KONI DKI Jakarta, Winny Erwindia mengatakan bahwa tahun pertama kepengurusan baru KONI DKI diawali dengan program kerja perekrutan atlet sepanjang periode Mei hingga Desember 2013, setelah atlet terjaring makan setiap cabor akan melakukan pelatda jangka panjang menuju PON 2016.
          "Sebenarnya untuk nomor-nomor perorangan beberapa cabor sudah mempelatdakannya, sedang unutuk nomor beregu baru akan dimulai 2014 mendatang," ucap Winny di Jakarta, Jumat (6/12/2013).
          "Jadi pada rapat anggota kali ini kita akan menyatukan visi dan misi kita menuju target juara umum PON XIX," tutup Winny.

 

 

 

 

 

 

 



Di Luca dihukum seumur hidup


Di Luca dihukum seumur hidup

 

Yova Adhiansyah                                                                      Jum'at,  6 Desember 2013  −  18:21 WIB







Sindonews.com - Penghujung akhir tahun, olahraga bersepeda kembali dikejutkan dengan kabar yang mengecewakan. Ya, kasus Lance Armstrong ternyata terus mengekor kepada atlet lainnya. Kali ini menimpa Danilo Di Luca.
Dilansir Super Sport, Jumat (6/12/2013), mantan juara Giro d'Italia ini harus menerima hukuman seumur hidup setelah terbukti mengkonsumsi zat paling berbahaya erythropoietin (EPO) pada bulan April atau lima hari sebelum ajang bergengsi balap sepeda Giro d'Italia tahun ini.
          Keputusan itu muncul dalam persidangan di Pengadilan anti doping Komite Olimpiade Italia. Selain menerima hukuman, Di Luca juga harus membayar denda sebesar 38 ribu euro atau setara dengan Rp619 juta.
          Kendati demikian, Di Luca bisa mengajukan banding ke Pengadilan Arbitrase Olahraga, yang berbasis di Swiss







Bimasakti evaluasi melalui komunikasi


Bimasakti evaluasi melalui komunikasi


Herman Syah                                                          Jum'at,  6 Desember 2013  −  20:00 WIB




Sindonews.com - Bimasakti Nikko Steel Malang menuai hasil mengecewakan pada seri pembuka musim reguler Speedy NBL Indonesia 2013-2014, November lalu. Tampil di home base mereka sendiri, GOR Bimasakti, Yanuar Dwi Priasmoro dkk hanya mampu memetik satu kemenangan dari enam laga.

Buruknya pertahanan serta rendahnya akurasi tembakan, menjadi evaluasi tim pelatih Bimasakti. Hal itu diperparah oleh komunikasi antar pemain yang tak berjalan dengan baik. Hal itu disampaikan head coach Bimasakti, Oei Akiat.

            ”Permainan basket itu sangat butuh kerjasama tim dan koordinasi. Saat komunikasi terganggu, hasilnya memang bisa diduga. Pemain tak bisa menjalankan peran masing-masing dengan maksimal. Instruksi dari pelatih dan skema permainan juga tak akan bisa diterapkan dengan baik,” papar Akiat.

            Memanfaatkan masa jeda sebulan sebelum Seri II di Jakarta pada Januari nanti, Akiat juga bakal fokus membenahi defend anak didiknya. Pada seri pertama lalu, area pertahanan Bimasakti paling mudah ditembus lawan. Bimasakti bersama Pacific Caesar Surabaya sama-sama kemasukan 402 poin, terburuk dari semua kontestan liga. “Karena buruknya defend, anak-anak sering down. Walaupun sekuat tenaga mengejar, sulit bisa menang kalau defend gampang ditembus,” papar Akiat.

            Problem akurasi tembakan juga menjadi fokus pembenahan serius tim pelatih. Mengingat pada seri pertama lalu, Bimasakti menempati urutan kedua dari bawah dalam hal akurasi tembakan tiga angka. Yanuar Dwi Priasmoro dkk hanya menceploskan 18 dari 95 peluang tembakan tiga angka atau hanya 19 persen. Padahal, harusnya mereka kenal betul ring GOR Bimasakti.

“Kami berusaha terus benahi semua kekurangan ini. Semoga pada seri kedua nanti mulai ada peningkatan,” ungkap mantan pemain era 90-an.